Gel Coated Helmet atau helm berpendingin buatan Linus Nara Pradhana membawa efek dingin bagi pemakainya. Lapisan penyimpan air di bawah permukaan luar helm memungkinan helm tetap dingin.
Bahan di dalam lapisan itu mengandung sodium polyacrylate atau sejenis bahan dalam popok sekali pakai yang biasa dipakai bayi. Permukaan helm dibuat lubang kecil untuk menyuntikkan air ke dalamnya.Bahan mirip dalam popok bayi itu akan berubah menjadi gel ketika terkena air. Perubahan ini yang membuat kelembaban lapisan ini bisa bertahan lama.
Kelembaban inilah yang menimbulkan efek dingin. Pengendara motor akan merasa nyaman ketika memakainya.
Helm berpendingin Nara ini meraih medali emas Internastional Exhibition for Youn Inventors 2012 di Thailand. Temuannya menyisihkan 206 pelajar SMP dari seluruh negara peserta lomba. Nara merupakan satu dari enam pelajar asal Indonesia peserta ekshibisi itu.
2. Kevlar dari sabut kelapa
Rompi yang diciptakan oleh duo peneliti muda asal SMA Negeri 3 Semarang, ini hanya memilaki berat tiga kilogram. Menariknya, mereka berhasil me
ngganti material baja yang digunakan sebagai perisai peluru dengan bahan ramah lingkungan, yaitu serabut kelapa.
M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama, kedua pembuat rompi itu, membawa hasil penelitiannya tersebut pada ajang "2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014".
Penelitian diberi judul "Stab Resistant and Ballistic Vest Made From Coconut Fiber" itu berhasil meraih medali perak untuk bidang rekayasa teknologi. Idea awalnya, mereka berkisah, adalah keprihatinan melihat limbah serabut kelapa yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Murah dan cepat
Penelitian ini mereka lakukan selama enam bulan. Untuk menghasilkan lempengan kuat serabut kelapa ini, mereka mencampurkan bahan utama dengan fiber glass dan lem. Biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan lempengan ini cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu yang singkat, hanya satu hari.
"Setiap satu lempeng hanya membutuhkan biaya Rp 800.000. Bandingkan dengan rompi antipeluru konvensional yang dijual dengan harga lebih dari Rp 2 juta. Jika dibandingkan dengan rompi antipeluru baja memang produk kami lebih mahal, tetapi jauh lebih ringan," kata Iqbal.
Untuk menguji ketahanan lempeng serabut kelapa terhadap peluru, mereka mencoba menembakkan peluru menggunakan senjata jenis M-1911 Kaliber 0,45 inci dengan jarak 5 meter.
3. Mobil dengan kapur sebagai BBM nya.
Mobil yang bernama Mobil Exotric II buatan lima mahasiswa Unaversitas Brawijaya ini .Berhasil memenangkan kompetisi Chem E-Car di Perth, Australia akhir September lalu. Mobil mereka ini menduduki peringkat kedua di kompetisi prototype mobil dengan bahan bakar Revolusioner yaitu kapur.
Pada awalnya mereka membuat mobill Exotric generasi pertama, namun hasilnya tidak maksimal. Campuran larutan ini tidak mampu menghasilkan energy yang maksimal.
Kendati begitu, prototipe mobil yang diberi nama Exotric itu sempat diikutkan kompetisi internasional 3rd Chem-E-Car Indonesia Competition 2014 di Institut Teknologi Sepuluh November, April lalu. Saat itu mereka juga berada di posisi kedua.
Berangkat dari kegagalan inilah, mereka mengembangkan lagi Exotric. Mobil ini mereka perbaiki dengan merubah sistem transfer energi, sistem pemberhentian, reaksi kimia dan chassis yang lebih kuat dan ringan.
Mobil hasil perbaikan ini selanjutnya mereka beri nama Exotric generasi ke dua atau Exotric II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar